Postingan

Menampilkan postingan dari September, 2018

Surat Untuk Juliana

Gambar
Hai jul, lama kubiarkan suratmu menyendiri di sudut kamarku. Aku menyengaja membiarkannya bertemankan debu, rayap, dan juga hening. Entah apa yang dilakukannya disitu, apakah mengintipku hingga tersipu malu atau melakukan hal yang sama denganku, mengabaikannya saban hari. Entahlah, yang pasti semua kulakukan agar ia tahu bagaimana rasanya ditinggalkan. Lima tahun yang lalu aku berada dipihak yang sama dengannya, dipihak yang ditinggalkan itu. Karenanya aku paham betul untuk apa membuka hati kepada seseorang yang pada akhirnya tak menginginkan tinggal. Terkadang aku keliru, ku kebaskan pundakku selebar-lebarnya untuk bersandar, ia yang menyandar memilih terbang. Ku buka pintu hatiku seluas-luasnya, namun ia yang berkunjung hanya menginap melepas lelahnya. Dan kini kuputuskan untuk mengatupkan kedua pundakku, dan menutup sedalam-dalamnya pintu hati. Kau tahu,   merawat hati yang luka tak cukup hanya dengan waktu semalam. Mencintai dan dicintai, aku tak tahu mana yang lebi...